Puasa Mematikan Hawa Nafsu



Allah mencintai hamba-Nya yang meninggalkan hawa nafsunya, dan mengasingkan diri dari makhluk-Nya, semata mata karena ingin mengubah diri menjadi lebih baik. Mereka mencari Allah dan berusaha mendekatkan diri kepada-Nya dalam keadaan taqarrub dengan mengerjakan shalat dan berpuasa, serta menghabiskan waktunya dengan bermujaha dah kepada Allah.

Mereka tidak pernah lepas untuk membenamkan  dirinya dalam taqarrub, sehingga niscaya mereka telah berada dihadapan pintu istana Tuhan. Mereka mengetuk pintu itu. Dan terbukalah pintu itu. Kini mereka disambut oleh Tuan, pemilik istana yang agung, dengan penuh kasih sayang. Demikianlah Syekh ‘Abdul Qadir al-Jilani menggambarkan orang yang memilih jalan menuju kepada Allah daripada mereka yang menurutkan hawa nafsunya.

Kita hendaknya menahan diri dari nafsu amarah dan serakah, dan menahan diri dan tabiat tabiat buruk. Kita harus dapat mengendalikan diri untuk tidak memakan sebutir nasipun tanpa kebenaran Allah, yakni jangan menjamah makanan, kecuali makanan yang telah pasti kehalalannya.

 Karena makanan semacam itulah yang dibenarkan Allah, sedangkan  yang lainnya tidak. Lebih baik kita memperbanyak puasa, supaya perut kita terbiasa dengan merasakan lapar. Bila kita telah terbiasa merasakan lapar, mudahlah bagi kita untuk mengerjakan ibadah tanpa gangguan sedikitpun.

 Itulah suluk yang dilakukan para sholihin dan syiar orang orang yang berjalan menuju Allah.

Komentar

Postingan Populer