Puasa Orang Awam/umum


Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kenikmatan. Pertama, kenikmatan ketika berbuka. Kedua, kenikmatan ketika melihat.

Orang awam mengatakan bahwa kenikmatan pertama itu berupa kenikmatan menyantap makanan dan minuman ketika waktu berbuka tiba, yakni setelah ia menahan lapar sepanjang hari. Sedangkan kenikmatan ‘melihat’ bagi mereka ialah kenikmatan yang diperoleh ketika melihat tanda tanda bulan Syawal setelah berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, yang artinya tak lama lagi mereka akan merayakan hari lebaran.

Bagi orang arif yang lebih mengutamakan maksud batin dari puasa, menganggap bahwa kenikmatan berbuka puasa akan terasa ketika ia memasuki surga dan menikmati segala yang ada di dalamnya. Sedangkan maksud kenikmatan ‘ketika melihat’ adalah kenikmatan yang diperoleh bila mereka dapat melihat Allah dengan mata hati.

Selain kedua jenis puasa yang telah diuraikan di atas, ada pula puasa yang lebih tinggi martabatnya dari pada keduanya, yaitu puasa hakiki atau puasa yang sebenarnya. Puasaa ini adalah puasa dengan menahan hati dari menyembah, memuja dan memuji ghayrullah (selain Allah). Puasa ini dilakukan dengan menahan mata hati dari memandang ghayrullah, baik yang lahir maupun yang bathin.

Seperti puasa wajib yang harus dikerjakan oleh seorang Mukmin, puasa hakiki pun harus dilaksanakan oleh orang yang telah sampai kepada tingkatan hakikat yang dicarinya. Jika puasa wajib ditinggalkan, berdosalah ia, karena seolah olah ia telah meninggalkan salah satu dari rukun Islam yang lima.

Demikian pula dengan puasa yang hakiki. Puasa ini harus pula dilaksanakan sesuai dengan kemampuannya. Dan puasa ini tidak boleh ditinggalkan atau dibatalkan. Demikianlah maksud puasa hakiki.

Komentar

Postingan Populer