Terbukanya Pintu GERBANG ISTANA ALLAH SWT yang Diketuk

Terbukanya Pintu yang Diketuk
Keadaan ‘susah’ dan ‘senang’ dalam kacamata para Salik (orang yang berjalan menuju Allah) adalah sama, yaitu berupa ‘ujian’. Bahkan ujian dalam masa ‘senang’ menurut mereka lebih berat daripada ujian pada masa ‘susah’.

Manusia yang hatinya senang sebenarnya tengah menanggung tanggung jawab yang berat, yang kerap kali dilupakannya. Kesenangan itu sering kali dianggap sebagai hasil jerih-payahnya sendiri. Bila ia tidak bersyukur kepada Allah yang telah melimpahkan kesenangan kepadanya, maka sebenarnya ia berada dalam bahaya yang besar.

Sebenarnya, rasa syukur kepada Allah dapat disalurkan dalam bentuk memberikan kesenangan pada orang lain yang sedang kesusahan, misalnya dengan memberikan sedekah dalam bentuk uang, membrikan makanan kepada fakir miskin, memberikan kebutuhan sandang berupa pakaian kepada yang membutuhkannya, dan lain sebagainya.

Apabila ia bersyukur dengan apa yang ditunjukkan oleh agama, niscaya hartanya akan diberkati Allah dan kenikmatan yang telah diperolehnya akan terus mengalir dalam bentuk rezeki yang melimpah.

Bagi mereka yang mengalami kesusahan, Allah memberikan ujian berupa kesabaran, karena semua kesulitan adalah kehendak Allah. Bila Allah menginginkan mereka menjadi kaya, dalam sekedip mata Allah akan mengubah hidup mereka menjadi kaya. Tetapi di balik takdir-Nya yang berlawanan itu sebenarnya terkandung hikmah yang tak seorang pun dapat mengetahuinya, selain Allah.

Maka hendaklah mereka menerima takdir itu dengan hati yang lapang.
Mereka yang ditimpa kesusahan seharusnya tidak boleh pasrah menerima ujian itu. Mereka harus banyak mengingat Allah lebih banyak dari mereka yang diberi kenikmatan oleh Allah. Mereka akan selalu berdoa dan memohon kepada Allah.

 Mereka akan bertahan berdiri di pintu Tuhannya. Semua ini akan membimbingnya untuk memperoleh pahala berlipat ganda di akhirat.

Kadangkala permintaan mereka dikabulkan oleh Allah. Allah akan memberikan apa yang dimintanya untuk dunianya. Dalam hal ini, mereka telah mendapat faedah dunia dan akhirat. Pintu yang tertutup bila terus menerus diketuk dan dirayu oleh sang penghuni, akhirnya akan terbuka. Namun, untuk membuka pintu itu diperlukan kesabaran yang panjang.

Cara ini merupakan pendidikan Allah kepada hamba-Nya, agar selalu meminta pertolongan kepada-Nya, tidak kepada yang lain karena Dialah Yang Memberi dan Menahan.

Bila ada sesuatu hendak diberikan Allah kepada hamba-Nya, tak ada seorangpun yang mampu menahannya, begitu pula sebaliknya. Pandangan ini biarlah selalu berkobar di dalam hati hamba-Nya. Janganlah mereka lupa diri apabila Allah telah memberi kenikmatan, tidak lagi menengadahkan tangan kepada-Nya, tidak lagi ingin mengetuk pintu-Nya.

Hamba yang melupakan Allah di tengah kenikmatan yang telah diperolehnya adalah hamba yang tidak tahu berterima kasih atas nikmat yang telah diberikan kepadanya. Akhirnya, Allah akan murka kepadanya. Bila Allah telah murka maka rugilah ia, serugi-ruginya.

Komentar

Postingan Populer