SULTHONUL AWLIYA’ SYEIKH ABDUL QADIR AL-JAILANI AL-BAGHDADI

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)
mereka bersedih hati.” (Q.S. Yunus: 62)

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani adalah salah seorang Sufi agung “Al-Ghautsul A’zham” yaitu Waliullah Agung yang senantiasa mendengar rintihan orang-orang yang memohon pertolongan dan memberikan bantuan kepada mereka yang memerlukan pertolongannya. Selain itu, ia juga disebut “Al-Quthbul-A’zham” yang berarti poros, puncak keruhanian, pemerintah keruhanian di dunia (dizamannya), sumber hikmah, penggores ilmu, contoh Mukmin dan Muslim sejati, pewaris kesempurnaan Nabi Muhammad SAW, Insan Kamil, dan peletak dasar Tharekat Qadiriyah (tharekat yang tersebar luas di seluruh dunia dengan jutaan pengikut hingga sekarang).

  Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dilahirkan pada tahun 470 Hijrah (1077 Masehi) di daerah yang bernama Al-Jil di Parsi (sekarang Iran). Beliau berpulang kerahmatullah pada tahun 561 Hijrah (1168 Masehi) pada saat berusia 91 tahun. Sufi besar ini disemayamkan di kawasan Madrasah Bab ad-Daraja di Baghdad. Makam ini menjadi tempat yang paling populer dikunjungi oleh para Sufi dan umat Islam dari seluruh penjuru dunia.

    Silsilah (nasab) beliau adalah Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani atau  Abu Muhammad Abdul Qadir à Abi Shalih Musa à Abdillah al Jiily à Yahya az Zahid à Muhammad à Daud à Musa à Abdullah al Mahdli à Hasan al Mutsanna à  Hasan à Ali bin Abi Thalib – semoga Allah meridhoi mereka semua.
   Sedangkan Ali bin Abi Thalib ra. yang merupakan khalifah keempat adalah menantu Rasulullah SAW yaitu suami dari Siti Fatimah binti Muhammad SAW.

  Abul Hasan An-Nadawi, dalam kitabnya “Rijalul Fikri wal da’wah wal Islam” (Tokoh-tokoh Intelektual Da’wah dan Islam) mengisahkan tentang Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani sebagai berikut :

“Majelis beliau (Abdul Qadir) dihadiri oleh tujuh puluh ribu orang. Di tangannya lebih dari lima ribu orang Yahudi dan Nasrani masuk Islam, dan lebih dari seratus orang yang sesat bertaubat. Beliau buka pintu bai’at dan taubat di bawah bimbingannya. Maka masuklah ke dalam bimbingannya orang-orang yang jumlahnya hanya diketahui oleh Allah, sehingga keadaan umat semakin membaik dan keislaman mereka pun semakin mendalam.

Syeikh Abdul Qadir terus menerus mendidik, membimbing dan mengontrol perkembangan masyarakat. Sehingga mereka menyadari tanggung jawab yang mereka pikul setelah mereka berbai’at, bertaubat dan memperbaharui keimanan. Kemudian Syeikh Abdul Qadir memberikan ijazah kepada murid-muridnya yang cerdas, istiqomah, dan punya kemampuan untuk mentarbiyah. Murid-murid beliau kemudian menyebar ke seluruh pelosok bumi. Mengajak umat manusia ke jalan Allah, mentarbiyah jiwa mereka dan memberantas syirik, bid’ah, nifaq dan berbagai bentuk kejahiliahan lainnya. Maka tersebarlah da’wah Islamiyah dan berdirilah markas-markas keimanan, madrasah-madrasah kebaikan, barak-barak jihad, dan perkumpulan-perkumpulan ukhuwah Islamiyah di seluruh penjuru dunia Islam … 

Para pengikut Syeikh Abdul Qadir, murid-muridnya, dan generasi berikut yang mengikuti langkahnya dalam da’wah dan perbaikan jiwa manusia; mempunyai peran yang sangat besar dalam menjaga semangat Islam, pelita iman, da’wah, dan jihad, serta kemampuan menolak syahwat dan cinta kekuasaan.

Mereka pun memiliki andil sangat besar dalam menyebarkan Islam ke negeri-negeri yang tak bisa dicapai oleh pasukan Islam atau tak bisa ditundukkan secara militer. Atas andil mereka Islam menyebar di Afrika hitam, Indonesia, kepulauan lautan Hindia, Cina, India dan negeri-negeri lain.”
   Penulis terkenal Syakib Arselan rahimahullah dalam bukunya ‘Hadirul ‘Alam Islami’ (Dunia Islam Masa Kini) dalam sub judul “Nahdlotul Islam fil-Afriqiya Wa Asbabuha” (Kebangkitan Islam di Afrika) menulis sebagai berikut :

“Syeikh Abdul Qadir Jaelani yang tinggal di daerah Jaelani merupakan seorang mursyid agung yang tumbuh brilian. Beliau mempunyai pengikut yang tak terbilang jumlahnya, thoriqah (bimbingan) nya sampai ke Asbania (Spanyol). Ketika pemerintahan Arab (Islam) lenyap dari  Spanyol, madrasah Qodiriyah pindah ke Fas. Berkat cahaya yang terpancar dari madrasah ini, berbagai bentuk bid’ah yang ada pada orang-orang Barbar berhasil dilenyapkan. Untuk selanjutnya mereka berpegang teguh pada ajaran Ahli Sunnah Wal Jama’ah.”

    Dibawah ini kami mengutip beberapa wejangan yang sangat berharga dari  Sulthonul Awliya’ Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani di dalam kitab Rahasia Sufi (Sirr al-Asrar fi ma Yahtaju Ilaihi al-Abrar) yang diterjemahkan oleh Abdul Majid Hj. Khatib tentang : Ilmu, Taqwa kepada Allah, Pembersihan Diri, Shalat, Zakat, Puasa, Ibadah Haji dan Mencapai derajat insan kamil. Semoga sangat besar sekali manfaatnya untuk kita lebih meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah yang tentunya dapat memberikan motivasi dan kontribusi pada kita dalam rangka meraih kejayaan dan keselamatan serta kebahagiaan hidup di dunia wal akhirat.

Komentar

Postingan Populer